Pulihkan Gaza

Penindasan, pembunuhan, diskriminasi, dan penodaan Masjid Al-Aqsa yang sering berujung serangan udara ke Jalur Gaza sudah jadi “drama” yang terus berulang di Palestina. Sejak blokade di Jalur Gaza masuk tahun ke-16, hidup warga di sana makin sulit dari hari ke hari

.

Di Tepi Barat dan Jalur Gaza, penderitaan warga beda skenario tapi sama beratnya. Di Tepi Barat, mereka harus berhadapan dengan diskriminasi, kekerasan, pos pemeriksaan, penggerebekan tengah malam, hingga penembakan di jalan. Sementara di Jalur Gaza, blokade bikin mereka menderita dengan serangan udara, air tercemar, listrik terbatas, dan akses kebutuhan pokok yang dibatasi. Intinya? Kebebasan mereka “dicekik” habis-habisan.

Bahkan, menurut PBB, Jalur Gaza udah nggak layak huni sejak 2020. Tapi apa boleh buat, warga yang hampir dua juta jiwa tetap harus bertahan. Bayangin hidup tanpa listrik yang cukup, air bersih, dan bahan bakar. Ditambah lagi nelayan nggak bebas melaut. Hidup mereka bener-bener di ujung tanduk, apalagi kalau serangan udara datang. Kerusakan besar, tapi rekonstruksinya? Jauh dari cukup karena ekonomi mereka benar-benar sulit.

Melihat situasi ini, International Networking for Humanitarian (INH) hadir membantu. Tim kami, di bawah koordinasi Ustadz Muhammad Husein Gaza, seorang relawan yang udah lebih dari 10 tahun di Jalur Gaza, terus mendampingi saudara-saudara kita di sana.

INH punya program-program keren buat bantu Palestina, antara lain:

1. Bantuan darurat
2. Layanan kesehatan
3. Dukungan pendidikan
4. Penyediaan rumah tinggal
5. Program wakaf
6. Dan banyak lagi!

Bantuan ini jadi cara kita, warga Indonesia, menunjukkan solidaritas dan kepedulian kepada Palestina yang sedang menghadapi penderitaan panjang. Setiap dukungan yang kita kirim adalah bukti nyata kalau kita peduli terhadap keadilan dan kemanusiaan.

Mari bersama-sama terus mendukung Palestina! Sebarkan cinta, bantu mereka bertahan, dan bangkit menghadapi masa depan. ❤️